A. Pelaporan Keuangan
Perbedaan Pelaporan dan
Laporan Keuangan Haruslah dibedakan antara pengertian Pelaporan keuangan dan
laporan keuangan. Pelaporan Keuangan meliputi segala aspek yang berkaitan
dengan penyediaan dan peyampaian informasi keuangan. Aspek-aspek tersebut antara
lain lembaga yang terlibat (misalnya penyusunan standar, badan pengawas dari
pemerintah atau pasar modal, organisasi profesi, dan entitas pelapor).
Peraturan yang berlaku termasuk PABU (Prinsip Akuntansi Berterima Umum atau
Generally Accepted Accounting Principles/GAAP). Laporan keuangan hanyalah salah
satu medium dalam penyampaian informasi
B.
Definisi Perubahan Harga
Untuk memahami istilah
perubahan harga (changing prices), berikut istilah yg digunakan:
·
Suatu perubahan harga umum terjadi apabila secara
rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami
perubahan. Kenaikan harga secara keseluruhan disebut sebagai inflasi
(inflation), sedangkan penurunan harga disebut sebagai deflasi (deflation).
·
Perubahan harga spesifik mengacu pada perubahan
dalam harga barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh perubahan dalam
permintaan dan penawaran. Tingkat harga yang stabil menjadi prioritas nasional
bagi banyak negara di dunia. Meskipun perubahan harga terjadi diseluruh dunia,
pengaruh terhadap pelaporan bisnis dan keuangan berbeda-beda dari satu negara
ke negara lain.
Fluktuasi nilai mata uang dan
perubahan dalam harga uang atas barang dan jasa merupakan karakteristik yang
terpisahkan dalam bisnis internasional. Untuk memahami istilah perubahan harga ( changing princes ), kita harus
membedakan antara pergerakan harga umum dan pergerakan harga spesifik, yang keduanya
termasuk dalam istilah perubahan harga itu. Tingkat harga umum biasanya timbul
ketika harga semua barang dan jasa dalam perekonomian berubah. Daya beli
moneter pun menguat atau melemah. Suatu perubahan harga umum terjadi
apabila secra rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian
mengalami perubahan. Kenaikan harga secara keseluruhan disebut inflasi ( inflation), sedangkan penurunan harga disebut
deflasi ( deflation ).
C. LAPORAN
KEUANGAN DAPAT MEMILIKI POTENSI UNTUK MENYESATKAN SELAMA PERIODE PERUBAHAN
HARGA
Selama periode inflasi, nilai aktiva yang di
catat sebesar biaya akuisisi awalnya jarang mencerminkan nilai terkininya (
yang lebih tinggi ). Nilai aset yang dikecilkan mengakibatkan dikecilkannya
pengeluaran dan dibesarkannya laba. Ketidak akuratan pengukuran ini mendistorsi
(1) proyeksi keuangan yang didasarkan pada data seri waktu historis (2)
anggaran yang menjadi dasar pengukuran kinerja dan (3) data kinerja yang tidak
dapat mengisolasi pengaruh inflasi yang tidak dapat dikendalikan. Laba yang
dinilai lebig pada gilirannya akan menyebabkan :
·
Kenaikan
dalam proporsi pajak
·
Permintaan
deviden lebih banyak dari pemegang saham
·
Permintaan
gaji dan upah yang lebih tinggi dari pada pekerja
·
Tindakan
yang merugikan dari Negara tuan rumah ( seperti pengenaan pajak keuntungan yang
sangat besar )
Jika harus mendistribusikan semua laba yang
dibesarkan (Dalam bentuk paja, deviden, gaji dan semacamnnya yang lebih besar)
suatu perusahaan mungkin tidak akan memiliki cukup sumberdaya untuk mengganti
aset tertentu yang mengalami kenaikan harga, seperti persediaan, pabrik dan
peralatan.
D . JENIS PENYESUAIAN INFLASI
Rangkaian statistic yang bertujuan mengukur perubahan harga umum maupun khusus biasanya tidak berjalan secara bersamaan. Setiap jenis perubahan harga memiliki pengaruh yang berbada terhadap ukuran-ukuran posisi keuangan dan kinerja operasi suatu perusahaan dan ditimbulkan oleh adanya tujuan-tujuan berbeda yang tersembunyi. Akuntansi untuk laporan keuangan atas perubahan tingkatan harga umum disebut sebagai model daya beli konstan biaya historis. Akuntansi untuk perubahan harga khusus disebut sebagai model biaya kini.
E. PENYESUAIAN
TINGKAT HARGA UMUM
Jumlah mata uang yang disesuaikan terhadap perubahan tingkat harga umum ( daya beli ) disebut sebagai mata uang konstan biaya historis atau ekuivalen daya beli umum. Jumlah mata uang yang belum disesuaikan sedemikian rupa disebut sebagai jumlah nominal
F. PENYESUAIAN
BIAYA KINI
Model biaya kini berbeda dengan akuntansi konvensional dalam dua aspek utama yaitu
(1)
Aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya kini bukan biaya historis. Oleh karena
aset pada dasarnya sama dengan nilai diskonto kini dari arus kas dimasa depan,
pendukung model biaya kini berpendapat bahwa nilai kini memperlihatkan secara
lebih baik pengukuran pendapatan dan potensi arus kas perusahaan dimasa depan
kepada pembaca laporan keuangan.
(2) Kedua, laba didefinisikan sebagai kekayaan
bersih setelah pajak dari perusahaan, yaitu jumlah sumber daya yang dapat
didistribusikan oleh perusahaan dalam suatu periode ( tanpa pertimbangan
komponen pajak ), namun tetap dapat mempertahankan kapasitas produktif atau
model fisik perusahaan. Satu cara untuk mempertahankan modal adalah dengan
menyesuaikan posisi aktiva bersih awal perusahaan (lewat indeks harga khusus
atau penentuan harga langsung yang sesuai, seperti harga tagihan lancer, daftar
harga dari penyedia, dan lain-lain) untuk mencerminkan perubahan dalam
ekuivalen biaya kini aktiva selama periode berjalan.
Biaya
Kini Disesuaikan Dengan Tingkat-Harga Umum
Opsi pelaporan ketiga yang bertujuan untuk
menerangkan perubahan harga ini menggabungkan karakteristik model tingkat umum
dan model biaya kini. Pengukuran ini, yang disebut sebagai model biaya kini
yang disesuaikan dengan tingkat harga menggunakan indeks harga umum maupun
khusus. Sesuai dengan model tingkat harga umum, salah satu tujuan model ini
adalah untuk mengungkapkan laba dan aset bersih pada ekuivalen pada daya beli
akhir tahun perusahaan. Laporan laba rugi juga memuat informasi mengenai laba
atau rugi daya beli pos-pos moneter induk bersih. Sesuai dengan model biaya
kini, tujuan lain model ini adalah untuk melaporkan aset bersih perusahaan pada
biaya kininya dan untuk melaporkan jumlah laba yang menggambarkan kekayaan
bersih setelah pajak.
G. SUDUT
PANDANG INTERNASIONAL TERHADAP AKUNTANSI INFLASI
Beberapa negara bereksperimen dengan
pendekatan akuntansi inflasi yang beragam. Praktik-praktik yang berlaku
dilapangan juga mencerminkan berbagai pertimbangan pragmatis, seperti tingkat
keparahan inflasi nasional dan sudut pandang pihak-pihak yang merasakan
pengaruh langsung dari angka-angka akuntansi inflasi. Guna memahami
praktik-praktik yang berlaku dewasa ini, akan bermanfaat jika kita menelaah
pendekatan terhadap akuntansi inflasi yang dilakukan oleh beberapa negara.
Amerika
Serikat
Pada
tahun 1979, FASB mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (Statement
of Financial Accounting Standards-SAFS ) No. 33 Berjudul “Pelaporan
Keuangan dan Perubahan Harga”, pernyataan ini mengharuskan
perusahaan-perusahaan AS yang memiliki persediaan dan aktiva tetap ( sebelum
dikurangi dengan depresiasi ) yang bernilai lebih dari $125 juta atau total
aktiva lebih dari $1 Miliar ( setelah dikurangi dengan akumulasi depresiasi )
untuk selama lima tahun mencoba melakukan pengungkapan daya beli konstan dan
biaya beli konstan biaya kini. Sebagai kerangka pengukuran dasar untuk
pengukuran dasar pelaporan keuangan utama, pengungkapan ini lebih ditujukan
untuk melengkapi informasi beban historis daripada menggantinya.
Banyak
pengguna dan penyusun informasi keuangan yang telah sesuai dengan SFAS No. 33
menemukan bahwa :
1. Pengungkapan ganda yang
diwajibkan oleh FASB membingungkan
2. Biaya untuk penyusunan
pengungkapan ganda terlalu besar
3. Pengungkapan daya beli
konstan biaya historis tidak terlalu bermanfaat bila dibandingkan data biaya
kini
Oleh
karena itu, FASB memutuskan untuk menyarankan, dan tidak mewajibkan, perusahaan
pelaporan di AS untuk mengungkapkan baik informasi daya beli tetap biaya
historis maupun daya beli tetap biaya kini. Pedoman yang diterbitkan oleh FASB
(SFAS 89) bertujuan untuk membantu perusahaan yang melaporkan pengaruh
perubahan harga terhadap laporan keuangan, disamping sebagai cikal bakal
standar akuntansi inflasi dimasa mendatang.
Perusahaan
pelapor didorong untuk mengungkapan informasi berikut untuk masing-masing dari
5 tahun terkini :
·
Penjualan
bersih dan pendapatan operasi lainnya
·
Laba
dari operasi yang berjalan berdasarkan dasar biaya kini
·
Keuntungan
atau kerugiaan daya beli ( moneter ) atas pos-poss moneter bersih
·
Kenaikan
atau penurunan dalam biaya kini atau jumlah yang dapat dipulihkan yang lebih
rendah dari persediaan atau aktiva tetap, bersih dari inlasi ( perubahan
tingkat harga umum )
·
Setiap agregat penyesuaian
translasi mata uang asing, berdasarkan biaya kini, yang timbul dari proses
konsolidasi
·
Aktiva
bersih pada akhir tahun menurut dasar biaya kini
·
Laba
per saham ( dari operasi berjalan ) menurut dasar biaya kini
·
Deviden
per saham biasa
·
Harga
pasar akhir tahun per lembar saham biasa
·
Tingkat
Indeks Harga Konsumen ( Consumer Price Index-CPI ) yang
digunakan untuk mengukur laba dari operasi berjalan
INGGRIS
Komite
Standar Akuntansi Inggris ( Accounting Standard Committee-ASC )
menerbitkan Pernyataan Standar Praktik Akuntansi 16 ( Statement of
Standards Accounting Practice-SSAP 16), “Akuntansi Biaya Kini” untuk
masa percobaan 3 tahun pada bulan maret 1980. SSAP 16 berbeda dengan SFAS 33
dalam 2 hal yaitu :
1. Standar AS mengharuskan
akuntansi dollar konstan dan biaya kini, SSAP 16 mengadopsi hanya metode biaya
kini untuk pelaporan eksternal
2. Penyesuaian inflasi AS
berpusat pada laporan laba rugi, laporan biaya kini di Inggris mewajibkan baik
laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta catatan penjelasan
Standar
di Inggris memperbolehkan tiga pilihan pelaporan :
1. Menyajikan akun-akun biaya
kini sebagai pelapor keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya historis
2. Menyajikan akun-akun biaya
historis sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini
3. Menyajikan akun-akun biaya
kini sebagai satu-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi biaya historis
yang memadai
H . HAL-HAL
TERKAIT INFLASI
Para
analis harus memperhatikan hal-hal berikut saat membaca laporan yang
disesuaikan dengan inflasi :
1. Apakah pengaruh inflasi
dapat diukur secara lebih baik oleh dollar tetap atau biaya kini
2. Perlakuan akuntansi untuk
laba dan rugi inflasi
3. Akuntansi inflasi asing
4. Pengaruh gabungan dari
tingkat inflasi dan bursa efek
Pengukuran
laba modal mudah dilakukan, namun perlakuan akuntansinya sulit.
Akuntansi
Untuk Inflasi Di Luar Negeri
Ketika hendak
mengonsolidasikan laporan anak perusahaan yang berada dilingkungan yang
mengalami inflasi, apakah manajemen pertama-tama harus menyajika ulang laporan
ini dengan inflasi asing, kemudian mentranslasikannya kedalam mata uang induk
perusahaan? Atau apakah manajemen pertama-tama harus mentranslasikan laporan
yang belum disesuaikan tersebut kedalam mata uang induk perusahaan, kemudian
menyajikan ulang dengan inflasi di negara tempat induk perusahaan.
Di
Amerika Serikat, FASB berupaya untuk membahas masalah inflasi dengan mewajibkan
perusahaan pelapor yang besar untuk melakukan ekspresimen dengan pengungkapan
daya beli konstan biaya histories dan pengungkapannya biaya kini. Oleh karena
itu, investor memerlukan laporan keuangan yang disesuaikan dengan tingkat harga
spesifik ( model biaya kini yang digunakan ) menentukan jumlah maksimum yang
dapat dibayarkan oleh perusahaan sebagai deviden ( kekayaan yang dapat
dibagikan ) tanpa mengurangi kapasitas produktifnya. Model biaya histories
tetap saja adalah model biaya historis.
Prosedur
penyesuaian tingkat harga lebih disukai berikut ini :
·
Sajikan
ulang laopran keuangan seluruh anak perusahaan, baik domestic secara spesifik
maupun asing, dan laopran induk perusahaan untuk mencerminkan perubahan dalam
harga spesifik ( sebagai contoh biaya kini )
·
Translasikan
akun-akun seluruh anak perusahaan diluar negeri kedalam nilai ekuivalen mata
uang domestic dengan menggunakan suatu nilai konstan ( yaitu kurs valuta asing
pada tahun dasar atau tahun sekarang )
·
Gunakanlah
indeks harga spesifik yang relavan dengan apa yang dikonsumsi oleh perusahaan
dalam menghitung keuntungan atau kerugiaan moneter
http://www.scribd.com/doc/41757943/Makalah-Ta-Fixxxxxxxxxxxx-Banget
http://datakata.wordpress.com/2013/12/03/pelaporan-keuangan-dan-perubahan-harga/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar